27 Agustus 2009

Rele Penutup Balik / Auto Reclose Relay

Rele Penutup Balik / Auto Reclose Relay (AR) merupakan rele yang berfungsi untuk memberi perintah close setelah proteksi utama penghantar memberi perintah trip. apabila gangguan bersifat temporer maka posisi terkahir PMT setelah ada perintah close dari PMT adalah dalam kondisi tertutup dan sistem kembali normal. apabila gangguan bersifat permanen maka AR akan memberi perintah close setelah PMT trip, namun PMT akan kembali ditripkan lagi oleh proteksi utama.

Alasan penggunaan AR dalam sitem proteksi penghantar adalah sebagai berikut :

  • menjaga kontinuitas penyaluran daya
  • menjaga kestabilan sistem
  • Pemulihan kapasitas dan reliabilitas sistem tenaga dengan meminimalkan waktu padam dan meminimalkan keterlibatan operator dalam penormalan sistem pasca gangguan
Evaluasi penerapan AR mempertimbangkan berbagai macam faktor. Diantaranya adalah :
  • konfigurasi sistem
  • perlatan yang terpasang pada sistem
  • keuntungan dan kekurangan yang mungkin timbul dengan penerapan AR
  • penentuan dead time
  • penentuan reclaim/reset time
  • penentuan mode operasi (SPAR/TPAR - Single Shot/Multiple shots)
Berikut adalah terminologi yang digunakan pada sistem AR.
  1. Autoreclose relai
    Suatu bagian dari sistem proteksi penghantaryang berfungsi memberikan perintah PMT untuk tutup kembali setelah relai proteksi penghantar memberikan perintah trip PMT akibat gangguan yang terjadi pada saluran transmisi.
  2. AR tidak Kerja
    AR tidak kerja didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana sistem AR tidak aktif, atau gangguan yang terjadi tidak sesuai dengan pola operasi AR, atau gangguan terjadi di luar segmen penghantar yang diamankan.
  3. AR Gagal
    AR Gagal didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana sistem AR aktif, dan gangguan yang terjadi sesuai dengan pola operasi AR, dan gangguan terjadi di segmen penghantar yang diamankan, dan gangguan yang terjadi bersifat sementara, tetapi status akhir PMT setelah gangguan posisi terbuka
  4. AR Sukses
    AR Sukses didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana sistem AR aktif, dan gangguan yang terjadi sesuai dengan pola operasi AR, dan gangguan terjadi di segmen penghantar yang diamankan, dan gangguan yang terjadi bersifat sementara, dan status akhir PMT setelah gangguan posisi tertutup
  5. Waktu Penutupan Balik (dead time)
    Dead time adalah waktu tunda fungsi AR memberikan perintah reclose pada PMT sejak relai proteksi memberikan perintah trip dan PMT buka.
  6. Reclaim Time
    Reclaim time adalah rentang waktu tertentu diantara PMT reclose dengan siklus penuh AR reset kembali. Gangguan yang terjadi di dalam reclaim time akan dianggap sebagai gangguan yang bersifat permanen.
ar-time-diagram
diagram waktu kerja PMT dan relai autoreclose
  • Penentuan dead time
    Penentuan dead time dipengaruhi oleh lama waktu padam busur api (de-ionisasi udara), karakteristik PMT, stabilitas sistem, waktu kerja rele pengaman cadangan dan waktu kerja pole discrepancy. Setelan dead time harus lebih besar dari waktu de-ionisasi udara, hal ini untuk menghindari terjadinya gangguan yang berulang karena jalur busur api masih ada. Lama waktu de-ionisasi udara semakin besar sesuai dengan level tegangannya untuk level tegangan 66kV sampai 525 kV lama waktu de-ionisasi bervariasi antara 0.2 s - 0.55 s. Penyetelan dead time juga harus memperhatikan karakteristik PMT, PMT mempunyai batas waktu minimum agar dapat merespon perintah close dengan baik setelah mendapat perintah trip. KArakteristik ini disebut trip-close operation time yang bervariasi tergantung jenis penggerak PMT dan media pemadam busur apinya. misalnya untuk jenis PMT air blast memmpuyai trip-close operation time kira2 sebesar 200-300 ms.
    Penentuan dead time untuk pola SPAR ( single pole auto reclose) harus memperhatikan settingan pole discrepancy dan setelan GFR. Dead time SPAR dipilih sedemikian rupa sehingga tidak lebih lama dari waktu kerja pole discrepancy dan waktu kerja GFR ketika dalam keadaan unbalance karena satu pole trip (dua pole yang lain masih tetap operasi). Penentuan dead time TPAR ( three pole auto reclose harus dikoordinasikan juga dengan waktu kerja OCR maupun OLS pada penghantar sebelah (pada penghantar ganda). Dead time TPAR dipilih sehingga bekerja lebih cepat dari waktu kerja OCR dan OLS. Pada beberapa aplikasi dilapangan nilai setting SPAR dipakai 1 detik, sedangkan TPAR 3 detik dengan menggunakan relai sinkron cek.
  • Penentuan reclaim time
    Reclaim time ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan PMT untuk siap melakukan operasi trip - close - trip kembali. Ketika PMT ditutup, PMT akan melakukan charging ke mekanik penggerak PMT. Misalnya pada PMT dengan penggerak pegas diperlukan waktu antara 20-30 detik bagi motor untuk "mengisi" pegas supaya siap untuk melakukan operasi trip- close -trip. PMT di larang untuk close selama proses ini. Untuk mengakomodasi hal ini, maka reclaim time pada auto reclose di setting lebih besar dari waktu yang diperlukan PMT untuk siap melakukan operasi trip - close - trip. Pada contoh disini harus lebih besar dari 30 detik.
referensi :
Power Circuit Breaker Theory and Design oleh Charles H. Flurscheim
Buku O & M Proteksi P3B Sumatera



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

1 komentar:

myun mengatakan...

terima kasih postingannya ya..
kunjungi juga blog saya blog myun

Posting Komentar

silahkan tinggalkan kritik, saran, tanggapan Anda di sisni. Terima Kasih

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More